PENELITIAN

Pergulatan Media Komunitas di Tengah Arus Media Baru

Dibaca 1 Menit

Beragam kajian dalam seminar, buku maupun artikel ramai membahas seluk beluk era jurnalisme digital. Tetapi hampir semua pembahasan diletakkan dalam konteks media arus utama sebagai aktor utama. Mulai dari gaya pengemasan berita, perubahan kultur mengakses media, hingga dampaknya pada pola bisnis. Tak heran saat istilah citizen journalist diletakkan sebagai bagian kecil dari–kalau tidak mau disebut subordinat–media arus utama, nyaris tak ada yang menyoal. Padahal jelas mestinya ini menyulut debat tentang perlindungan moral, karena bagaimanapun media arus utama adalah sebuah perusahaan, bagian dari industri yang tidak bisa begitu saja bersandar pada “kerelaan” para jurnalis warga.

Konsep media sebagai public sphere seperti diuraikan Habermas, yaitu sebagai ruang di mana publik melakukan diskusi hingga pengawasan terhadap pemerintah, diharapkan ada di media komunitas, meski tentu dengan porsi berbeda-beda. Para warga bertemu di ruang publik itu untuk mendiskusikan permasalahan kepentingan bersama tanpa paksaan dan kekerasan. Media seperti ini menjadi sulit berkembang di kala kekuatan modal membawa pengaruh kuat dalam membentuk karakter media (Dahlgren, 2009).

Ketika mendapati jumlah media komunitas secara kuantitatif stagnan atau malah berkurang, gumpalan pertanyaan pun muncul. apakah memang kebutuhan komunitas untuk bermedia sudah berkurang? Ataukah kebutuhan akan informasi, baik sebagai konsumen dan produsen, sudah sedemikian mudah didapatkan oleh siapa pun di internet? Jika benar demikian, apakah jumlah warga akar rumput yang mampu memanfaatkan internet sedemikian rupa sudah sangat signifikan? Lalu bagaimana nasib media komunitas dan pegiatnya yang masih bermedia secara tradisional?

Buku ini merupakan laporan riset tentang mengenai media komunitas di era media baru. Mengambil 5 studi kasus media komunitas yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, riset ini ingin menunjukkan bagaimana media komunitas beradaptasi dengan gelombang teknologi baru tersebut.[]

Related posts
BERITA

Merumuskan Strategi Organisasi untuk Merespons Perubahan Sosial

Combine Resource Institution (CRI) kembali melakukan penyusunan perencanaan strategis (renstra) periode 2022-2025. Renstra ini bakal jadi pijakan untuk program-program kerja organisasi selama…
BERITA

Penerima Anugerah AJW 2022: Bersama Bersuara tentang Hak Digital

Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2022 telah menemukan pemenangnya. Selain memberi penghargaan bagi para jurnalis warga, AJW tahun ini konsisten mengapresiasi kerja-kerja media…
LAPORAN TAHUNAN

Laporan Tahunan 2021

[ID] Sejumlah momentum penting bagi Combine Resource Institution (CRI) terjadi di 2021. Ketika tingkat pandemi Covid-19 masih cukup kritis, kami berjuang agar…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *