ARTIKELBERITA

Kick-off Meeting Gunungkidul: Ekosistem Literasi Digital Di Area Rawan Bencana

Dibaca 3 Menit

Ada banyak tantangan dan tuntutan bagi dunia pendidikan saat melewati masa pandemi Covid-19. Seluruh aktivitas belajar di sekolah dihentikan untuk mengurangi sebaran virus dan risiko pada anak-anak sekolah. Namun, bukan berarti anak-anak libur dan tidak belajar. Model pembelajaran jarak jauh dan keterampilan mengolah materi belajar secara kreatif perlu dikuasai oleh guru.

Akses internet menjadi satu-satunya alternatif yang dijalankan oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran anak-anak. Praktik di lapangan, banyak guru mengalami hambatan akibat akses internet yang terbatas hingga keterampilan mengolah materi pembelajaran kreatif, seperti membuat video atau presentasi yang unik. Di sisi lain, banyak orangtua siswa juga memiliki keterbatasan akan gawai, akses internet, dan rendahnya literasi digital.

Pandemi Covid-19 memang memberikan pelajaran dan pengalaman yang berharga. Pendidikan dipaksa untuk beradaptasi dengan berbagai keterbatasannya. Catatan ini menjadi fokus penting bagi guru, kepala sekolah, dan dinas terkait di Gunungkidul untuk berkumpul dan berdiskusi saat mengikuti acara Kick-off Meeting Peningkatan Konektivitas Internet dan Literasi Digital Bagi Sekolah Dasar Di Daerah Rawan Bencana yang diselenggarakan oleh CRI bersama Pujiono Centre, 3 Februari 2025.

Panji Dimas dari Pujiono Centre menyatakan bahwa keberadaan akses internet yang kuat menjadi penunjang penting dalam pendidikan. Termasuk membantu saat masa pandemi Covid-19 maupun saat masa pemulihan pasca bencana alam. Baik sebagai penunjang kegiatan pendidikan maupun komunikasi saat terjadi bencana. Untuk itu, kecakapan literasi digital menjadi mutlak dikuasai oleh guru, orangtua, pihak sekolah, maupun agar anak-anak agar tetap terlindungi dari risiko ancaman digital yang negatif.

“Sehingga anak-anak bisa terlindungi dan memanfaatkan internet secara baik,” ujarnya saat membuka acara Kick-off Meeting di Gunungkidul.

Melani Jayanti, Staff Project Officer Program SCILLS dari CRI, menyatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mencatat berbagai pengalaman terkait penggunaan internet saat masa bencana. Pengalaman ini menjadi bahan penting sebagai peta kondisi infrastruktur internet di setiap sekolah, pengetahuan mengenai literasi digital guru dan siswa, hingga menakar ancaman risiko bencana di sekitar sekolah.

“Program ini diharapkan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi satuan pendidikan aman bencana dan mendukung kolaborasi berbagai pihak,” ujarnya.

Internet memang memiliki peran penting saat diberlakukannya pembelajaran jarak jauh. Namun, kehadiran guru tetap tidak tergantikan dan dipandang penting untuk mendampingi tumbuh kembang anak-anak. Proses pembelajaran jarak jauh juga tak mudah mengingat tantangan di tiap sekolah itu berbeda.

Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Nunuk Setyowati mengatakan bahwa saat itu Pemerintah Gunungkidul menerapkan proses pembelajaran melalu daring, semi daring, dan ditunjang oleh media lain, seperti tv dan radio lokal sebagai media menyebarkan informasi pengetahuan bagi anak-anak.

“Ada banyak kendala saat itu. Mulai dari sarana prasarana pembelajaran hingga siswa yang tidak memiliki laptop dan smartphone,” ujarnya.

Hingga saat ini, layanan akses internet telah menjangkau 68 sekolah dan sebanyak 324 SDN mendapatkan bantuan komputer sebagai alat pembelajaran bagi siswa. Konektivitas internet dan ketersediaan teknologi komputer ini untuk mendukung pendidikan literasi digital di sekolah dasar. Termasuk biasa digunakan sebagai fasilitas pembelajaran saat menghadapi ujian akhir sekolah.

Bidan Layanan Informatika Dinas Kominfo Gunungkidul menjelaskan bahwa saat ini konektivitas internet sudah menjangkau hingga ke tingkat kalurahan/desa. Termasuk ke-18 titik wilayah pendidikan dari SDN hingga SMA/SMK. Namun, ia mengakui bahwa belum semua sekolah mendapatkan layanan akses internet secara merata.

“Kelemahan teknologi berbasis digital adalah sumber listrik. Untuk daerah rawan bencana juga perlu disiapkan sebagai alternatif energi,” ujar Yuyun Retna Pramuji, mewakili Kominfo Gunungkidul.

Hingga saat ini, Pemerintah Gunungkidul telah melaksanakan SPAB atau Satuan Pendidikan Aman Bencana di 13 sekolah. SPAB ini sebagai bentuk komitmen kolaborasi sekolah bersama BPBD dan komite sekolah untuk menghadirkan ruang aman bagi anak-anak. SPAB juga mendorong agar sekolah mampu menyiapkan tim siaga sebagai bentuk kesiapan kebencanaan di sekolah.

“Kami siap mendampingi proses SPAB ini untuk melakukan simulasi kebencanaan. Kita juga perlu meningkatkan kesadaran warga sekolah terkait kebencanaan,” ujar Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Gunungkidul, Nanang Irawanto.

Pengalaman memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak saat kebencanaan memang menantang. Terlebih saat pemerintah memberlakukan penetapan pembatasan saat pandemi Covid-19. Guru sekolah di wilayah Gunungkidul mesti bekerja keras di tengah keterbatasan akses jaringan maupun kondisi geografisnya. Sekolah juga memaksimalkan aplikasi internet, video pembelajaran, hingga pendampingan pembelajaran melalui Whatsapp.

“Kesenjangan pengetahuan digital itu ada tapi setiap guru harus saling bantu,” ujar Nur, salah satu peserta.

Pembelajaran literasi digital dinilai penting bagi guru agar kapasitas dan keterampilannya meningkat. Tak hanya menguasai keterampilan menggunakan berbagai platform pembelajaran, tapi juga bisa memberikan edukasi kepada siswa dan orangtua terkait etika berinternet hingga konten yang bermanfaat bagi anak-anak.

Related posts
ARTIKEL

Kick-off Meeting Tasikmalaya: Berdaya Di Tengah Keterbatasan Konektivitas Dan Risiko Bencana Alam

Sekolah Dasar Negeri Sindangkerta berada persis di bibir Pantai Cipatujah, Tasikmalaya Selatan. Setiap hari, sekolah ini terbiasa mendengar gemuruh ombak dari laut…
ARTIKELBERITA

Kck-off Meeting Trenggalek: Mengatasi Keterbatasan Konektivitas Internet Di Tengah Ancaman Bencana

Empat sekolah SDN Kabupaten Trenggalek, seperti Wonocoyo I, Wonocoyo II, Wonocoyo III, dan Nglebeng III mengikuti acara Kick-off Meeting Peningkatan Konvektivitas Dan…
ARTIKELBERITA

Kick-off Meeting Pacitan: Membedah Potensi Bencana Dan Akses Digital Sekolah

Peristiwa banjir bandang dan longsor 2017 menjadi memori tidak terlupakan bagi masyarakat Kabupaten Pacitan. Bencana ini mengakibatkan korban jiwa dan ratusan infrastruktur…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *