BERITA

Lebih Atraktif Mengelola Informasi Kebencanaan melalui APIK

Dibaca 1 Menit

Audio Pengelolaan Informasi Kebencanaan atau yang disingkat APIK menjadi media bagaimana informasi kebencanaan diproduksi dan dikelola dengan cara yang lebih atraktif. Juga dikenal sebagai DMAM atau Disaster Management Audio Material, APIK ini mengemas materi audio berisi informasi kebencanaan dengan sentuhan budaya lokal.

“Konten APIK adalah penggabungan informasi dengan musik tradisional, sketsa komedi, drama, iklan layanan masyarakat (ILM) atau budaya lokal lainnya yang digunakan untuk lebih menarik perhatian,” jelas Muhammad Amrun, koordinator Divisi Manajemen Informasi Kebencanaan CRI, (2/9).

Melalui APIK, informasi kebencanaan dengan sentuhan budaya lokal lebih dekat dan mudah dipahami oleh masyarakat. Pendekatan budaya lokal ini terlihat misalnya saja melalui penggunaan bahasa daerah dalam ILM yang memuat informasi kebencanaan. Memutar ILM tersebut secara berulang-ulang melalui radio komunitas (rakom) di kawasan bencana akan menguatkan informasi di dalam masyarakat, baik dalam tahap pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana. Dari sinilah rakom memegang peranan penting dalam upaya meningkatan kapasitas masyarakat tangguh bencana.

Untuk memaksimalkan peran, fungsi dan pengelolaan rakom, CRI berkolaborasi dengan FMYY Jepang menggelar pelatihan APIK pada tanggal 1 hingga 3 September 2015. Bertempat di Balai Desa Perteguhen dan Balai Desa Batu Karang, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pelatihan ini menggandeng berbagai elemen masyarakat seperti pengelola rakom, relawan, karang taruna, tokoh masyarakat dan pemerintah desa.

Pelatihan ini juga merupakan tindak lanjut dari rangkaian tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung tahun 2014 silam. Saat itu, CRI bersama dengan FMYY Jepang melakukan respon tanggap darurat bencana dengan memfasilitasi pendirian rakom Dia Emerdiate FM di Desa Batu Karang dan rakom Kekelengan FM di Desa Perteguhen.

“Selain menghibur warga dengan konten budaya lokal dan lagu daerah, kehadiran 2 rakom tersebut diharapkan bisa membantu warga yang berada di zona rawan bencana erupsi Sinabung untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas vulkanik Gunung Sinabung, termasuk kemungkinan banjir lahar dingin yang mengancam sewaktu-waktu,” papar Fathur Rochman selaku fasilitator Divisi Manajemen Informasi Kebencanaan CRI, (2/9). (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *