Ketika membicarakan media dan perempuan, setidaknya ada dua hal pokok yang penting untuk dibahas. Pertama soal bagaimana media saat ini menampilkan perempuan, dan kedua soal bagaimana peran perempuan dalam mengelola media, termasuk apakah para perempuan yang bergelut di media telah menyuarakan isu-isu perempuan dalam medianya.
Secara umum, saat ini perempuan masih sekadar menjadi obyek bagi media arus utama. Ini bisa dilihat dari cara media yang cenderung menonjolkan sisi penampilan fisik perempuan baik dalam program berita (liputan) maupun non berita seperti iklan, sinetron, acara komedi, dan sebagainya. Di sisi lain, jumlah perempuan yang terlibat dalam pengelolaan media, apalagi yang memiliki peran sentral dalam menentukan kebijakan sebuah media, relatif masih minim. Dari jumlah yang minim itu, banyak di antaranya yang tidak paham soal isu-isu riil yang dihadapi perempuan sehingga keberadaan mereka sebagai pengelola media tidak banyak berpengaruh terhadap cara media arus utama menampilkan perempuan.
Dalam konteks ini, media komunitas menyediakan ruang tak terbatas bagi isu-isu perempuan. Media komunitas bisa berperan sebagai sarana menyuarakan isu-isu riil yang dihadapi perempuan di level akar rumput, sarana pendidikan kritis bagi perempuan, juga untuk mendorong perubahan kebijakan yang tidak berpihak pada perempuan.
Mendorong perempuan untuk mengangkat isu-isu perempuan di media menjadi hal penting karena isu perempuan adalah isu tentang kehidupan itu sendiri. Perempuan sangat dekat dengan isu-isu seperti kesehatan reproduksi, kesehatan anak, ekonomi, hingga lingkungan yang kesemuanya berdampak pada kualitas kehidupan semua orang.
Untuk itu perlu upaya untuk mengajak semua pihak membagikan kisah perempuan melalui media yang ada, khususnya media komunitas dengan berbagai bentuknya. Media komunitas menjadi ruang yang tepat, karena di media inilah kisah-kisah perempuan yang jarang ditampilkan di media arus utama bisa mendapat tempat.
Guna mendorong kepedulian semua pihak untuk menyuarakan isu perempuan melalui media komunitas, maka Combine Resource Institution (CRI) mengadakan kompetisi menulis dan fotografi dengan mengangkat tema “Perempuan dan Lingkungan”.
Tema ini dipilih karena perempuan sangat dekat dengan isu lingkungan. Selain itu, akhir-akhir ini di sejumlah wilayah terjadi eksploitasi sumber daya alam yang pada akhirnya sangat merugikan perempuan. Oleh karena itu, di banyak tempat perempuan kerap tampil menjadi pelopor pelestarian lingkungan. Melalui tema ini, CRI ingin mengajak semua pihak untuk mempertimbangkan risiko kerusakan lingkungan dan dampaknya bagi kehidupan dalam segala rencana proyek pembangunan.
Lomba menulis dan fotografi ini ditujukan bagi pewarta warga dalam jaringan Suara Komunitas serta pewarta warga umum, khususnya pewarga warga perempuan yang bergiat di media komunitas. Lomba ini akan melibatkan jurnalis, fotografer dan aktivis perempuan sebagai juri.
Form pendaftaran dapat diunduh di sini:
Formulir lomba fotografi (khusus pewarta suarakomunitas.net)
Formulir lomba penulisan (khusus perempuan pegiat media komunitas)