Apa itu Pariwisata Berbasis Komunitas? menjadi topik menarik dalam diskusi yang digelar CRI berkolaborasi dengan FMYY Jepang dan MGM fm Borobudur, (10/8) malam. Tak kurang dari 70 warga yang tergabung dalam komunitas Amoeba (Anak Moeda Barepan) dan kelompok perajin batik Dewi Wanu berpartisipasi dalam diskusi yang berlangsung di Dusun Barepan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang.
Membuka diskusi tersebut, Andrew Dananjaya dari CRI menjelaskan bahwa pariwisata berbasis komunitas merupakan pendekatan pemberdayaan yang melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama dari aktivitas pariwisata yang berkelanjutan. Pariwisata berbasis masyarakat tidak berarti sekedar upaya kecil dan lokal semata, tetapi perlu meletakkannya dalam konteks kerjasama masyarakat secara lebih luas.
Dalam konsep pariwisata berbasis masyarakat, terkandung konsep pembagian peran dan manfaat yang secara nyata dapat dirasakan oleh masyarakat setempat, jelas Andrew Dananjaya selaku moderator dalam diskusi tersebut.
Dalam konsep pariwisata berbasis masyarakat, terkandung konsep pembagian peran dan manfaat yang secara nyata dapat dirasakan oleh masyarakat setempat, jelas Andrew Dananjaya selaku moderator dalam diskusi tersebut.
Sebagai salah satu dusun di kawasan wisata dunia Candi Borobudur, Dusun Barepan memiliki beragam potensi wisata yang bisa dikembangkan. Tengok saja kerajinan tangan, kesenian tradisional, pembuatan batik, dan wisata desa di dusun itu bisa menjadi alternatif wisata bagi wisatawan selain hanya mengunjungi candi. Jika dikembangkan, potensi-potensi tersebut bisa menjawab tantangan pariwisata saat ini. Karena itulah pelaku wisata dituntut untuk berinovasi dalam upaya untuk meningkatkan tidak saja jumlah kunjungan wisatawan, namun juga belanja dan lama tinggal mereka.