BERITA

Peresmian Sekretariat Nasional Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI)

Dibaca 2 Menit
BERITA

Peresmian Sekretariat Nasional Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI)

Dibaca 2 Menit

Sepotong nasi tumpeng dari Wakil Presiden AMARC-Asia Pasifik (Asosiasi Radio Komunitas se-Dunia) Imam Prakosa, untuk Ketua Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) Sinam M Sutarno, menandai secara resmi sekretariat JRKI, minggu (14/8) sore. Rumah sederhana yang terletak di Jalan Mundu Raya No. 11 Kerten, Surakarta, tersebut, bakal jadi markas nasional JRKI.

Selain para pengurus dari Jaringan Radio Komunitas (JRK) Wilayah, pada peresmian sekretariat nasional sekaligus digelar dikusi bertajuk “Masa Depan Penyiaran Radio Komunitas di Indonesia.”  Hadir pula para pegiat radio komunitas sekitaran Jawa Tengah dan Yogyakarta, Heidi Arbuckle dari perwakilan Ford Foundation, dan Lembaga Swadaya Masyarakat seputaran Solo dan Yogyakarta, serta beberapa tokoh pemerhati lembaga penyiaran komunitas.

Sebelumnya, selama tiga hari menjelang peresmian sekretariat nasional, para pengurus JRKI yang terdiri dari perwakilan JRK se-Jawa dan JRK Nusa Tenggara Barat dan Aceh,  menyusun strategi pendampingan untuk perijinan radio komunitas. “Selama tahun 2011 ini, kita akan fokus untuk mempersiapkan advokasi perijinan. Karena saat ini, di Kominfo sudah menumpuk seribuan lebih proposal perijinan radio komunitas,” kata Ketua JRKI Sinam M Sutarno. Penumpukan perijinan, “Memperlihatkan bahwa pemerintah,” tambah Sinam, “abai terhadap perkembangan kehidupan radio komunitas.”

Sebenarnya JRKI hendak mengundang seluruh perwakilan JRK wilayah dari seluruh negeri. Karena keterbatasan anggaran, terpaksa hanya JRK Nusa Tenggara Barat dan Aceh saja yang diundang. JRK NTB dan Aceh dipilih, karena di Aceh, radio komunitasnya telah banyak punya Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP). Di NTB juga sudah ada beberapa radio komunitas yang ber-IPP. “Kita memang ingin share (berbagi cerita) tentang perkembangan perijinan dari berbagai lokasi, selain yang di jawa,” tambah Sinam.

Imam Prakoso, yang hadir mewakili AMARC (Asosiasi Radio Komunitas Internasional) melihat, gereget para pegiat radio komunitas dan pengurus JRKI, jadi momentum tepat untuk bicara lagi tentang pendampingan perijinan. Wakil Presiden AMARC-Asia Pasifik tersebut berharap, JKRI mampu memainkan peran pendampingan perijinan itu.

Terkait lokasi sekretariat yang berada di Surakarta, Imam Prakoso, sesaat setelah menyerahkan potongan tumpeng pertama ke ketua JRKI, sebagai penanda resmi pembukaan sekretariat  baru, bilang, “Kalau berada di Surakarta, tidak terlalu repot. Dari timur dan barat, relatif lebih seimbang. Di sini teman-teman LSM juga cukup maju dan banyak, dan mudah-mudahan bisa berkolaborasi.” Tapi Imam mengingatkan, mungkin JRKI akan menghadapi persoalan teknis, yaitu ketika mau melakukan pendampingan radio komunitas pada tingkat nasional. Jarak Solo-Jakarta yang cukup, jauh akan memangkas efektivitas gerakan JRKI ke ranah nasional.

Menanggapi persoalan jarak tersebut, JRKI sama sekali tidak risau. “JRKI akan sangat fleksibel,” tutur Sinam, karena, “Di setiap propinsi kita ada JRK. Kita jadikan semua tempat-tempat JRK sebagai meeting point (titik pertemuan). Kalau kerja-kerja yang bersifat tentatif (sewaktu-waktu) dan merespon sesuatu, kita akan sangat fleksibel.” Sekretariat JRKI lama di Bandung, misalnya, yang jadi markas JRK Wilayah Jawa Barat, juga masih akan tetap difungsikan untuk keperluan JRKI, sebagai satu cara meningkatkan komunikasi dengan Jakarta. JRKI juga merencanakan markas di Bandung, bakal jadi semacam kantor program yang penting untuk dijadikan sebagai ruang-ruang diskusi di sana.Markas baru, semangat baru, akan membawa JRKI lebih intens memperjuangkan radio komunitas di Indonesia. (Khairul Anam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *