BERITA

Merancang Strategi Komunikasi Suarakomunitas.net

Dibaca 3 Menit
BERITA

Merancang Strategi Komunikasi Suarakomunitas.net

Dibaca 3 Menit

Cirebon, 31 Maret 2011. Pertemuan nasional editor suarakomunitas.net menggelar sesi mengenai  merancang strategi komunikasi agar isu yang diangkat bisa tepat sasaran. Selama ini suarakomunitas.net telah memiliki 350 kontributor dari seluruh Indonesia. Pada tahun 2010 ada sekitar 2023 tulisan yang diunggah oleh para kontributor, dan hingga tahun 2010 portal ini telah dikunjungi oleh 14.719 pengunjung.

Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah dengan banyaknya pengunjung ke website, terjadi perubahan yang signifikan dalam komunitas. Hal ini penting untuk dicermati karena tujuan utama suara komunitas adalah memediasi suara warga di berbagai daerah untuk bisa diperhatikan oleh berbagai pemangku kepentingan serta menghasilkan adanya perubahan. Berdasarkan pemikiran inilah maka perlu dirancang sebuah strategi bersama agar isu yang diangkat memang tepat sasaran.
Dalam sesi ini, Ade Tanesia dari COMBINE Resource Institution memaparkan tentang tahapan merancang strategi komunikasi, yaitu pentingnya merumuskan tujuan komunikasi, menentukan sasaran atau target audiens, mengenali berbagai jenis media, memetakan penggunaan media di masyarakat, dan akhirnya memilih penggunaan media yang tepat sasaran.  Setelah memberikan contoh jenis media dan pilihan yang digunakan untuk kepentingan masyarakat, maka peserta diminta untuk berdiskusi kelompok. Dibagi 3 kelompok dengan tugas memilih sebuah isu, dan mulai merancang strategi komunikasi agar suatu isu bisa ditindaklanjuti oleh pihak terkait.

M.Syairi dari Radio Komunitas Primadona, di Lombok Utara misalnya, mengangkat isu mengenai relokasi masyarakat pinggir pantai di Desa Anyar yang wilayahnya akan dibangun pelabuhan. Awalnya sangat sederhana, warga bertemu dengan M.Syairi dan meminta agar persoalan mereka diangkat ke media suarakomunitas.net. Persoalannya adalah mereka telah diminta untuk pindah sejak 3 tahun silam, tetapi harga beli tanah dari pemerintah sangat rendah. Kemudian mereka harus membeli lahan relokasi yang ukurannya tidak sama dengan rumah mereka sebelumnya. Di lahan tersebut juga belum diratakan, tidak ada fasilitas sumur maupun listrik. Hal seperti ini telah dibiarkan selama 3 tahun, dan akhirnya diangkat oleh Rakom Primadona ke suarakomunitas.net , maka media lokal lalu ikut mengangkat kasus ini. Kemudian diadakan pertemuan antara pihak desa, kecamatan, warga, dan anggota DPR. Dampak dari pertemuan itu cukup membawa perubahan, yaitu pemerataan tanah dan sudah dibangun sumur. Namun persoalan pengukuran belum tertuntaskan, sehingga editor suarakomunitas.net mengangkat isu ini lagi dengan judul “Tempat Relokasi Warga Labuhan Carik Perlu Diukur Ulang” pada tanggal 11 maret 2011.  Untuk menyebarkan isu ini maka informasi ini disebarluaskan ke warga melalui radio komunitas Primadona. Kemudian untuk kalangan pemerintah, digunakan media suarakomunitas.net yang kemudian diangkat oleh harian koran lokal. Pertemuan formal dengan pihak pemangku kepentingan terkait sangat penting untuk akhirnya bisa menghasilkan suatu keputusan yang berpihak pada kepentingan masyarakat. Inilah strategi komunikasi yang dilakukan oleh editor dari Lombok Utara. Dalam kasus ini memang belum digunakan jejaring sosial seperti twitter, facebook, karena sasaran yang hendak dibidik juga belum menjadi pengguna.

Yet Kahar, salah seorang kontributor  suarakomunitas.net dari Pariaman, Sumatera Barat mengungkapkan bahwa sekitar 27 LSM dan organisasi masyarakat di Sumatera Barat membentuk sebuah jaringan bernama Lumbung Derma. Pada saat merespon bencana gempa dan tsunami di Mentawai, maka Lumbung Derma membuka posko di sana bekerjasama dengan Yayasan Citra Mandiri. Mereka juga memanfaatkanr radio komunitas yang ada untuk memberikan informasi seputar bantuan. Kini isu terakhir di Mentawai yang merebak adalah rencana untuk merelokasi warga pinggir pantai ke daerah hutan. Sebenarnya warga sudah bersedia untuk dipindah, karena meskipun mereka tinggal di dekat pantai, sebenarnya mereka tetap mengelola ladang di hutan. Namun ternyata dinas kehutanan belum sepakat dengan relokasi ini karena kawasan hutan di Mentawai akan dijadikan lahan kelapa sawit oleh sebuah konglomerat besar di Indonesia. Mengetahui persoalan ini, Lumbung Derma langsung melakukan penyebaran informasi dan gerakan melalui facebook dengan membuat grup bernama “Koalisi Tolak Kepala Sawit di Sumatera Barat”. Melalui grup FB ini mereka saling memberikan informasi terbaru soal rencana perkebunan kelapa sawit yang ditolak karena sangat berdampak pada pemanasan global.  Kemudian mereka juga menggunakan twitter dengan akun lumbungderma.  Media online lain yang digunakan untuk penyebaran informasi adalah melalui suarakomunitas.net dan yang menarik mereka sering memberikan komentari di buku tamu website pemerintah. Menurut Yet Kahar, media ini cukup efektif karena langsung menyasar ke aparat pemerintah. Media konvensional seperti pertemuan, radio komunitas tetap digunakan untuk warga dan aparat pemerintah yang tidak bisa mengakses internet.

Adapun kesimpulan dari sesi ini ialah strategi komunikasi mutlak untuk dilakukan oleh setiap kontributor. Namun hal yang juga penting adalah membangun jejaring dengan berbagai pihak agar dapat membangun isu bersama dan melakukan advokasi. (Ade Tanesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *