BERITA

Program Siaran Perempuan Perlu Perhatian Serius

Dibaca 1 Menit

Materi siaran isu perempuan perlu mendapatkan perhatian serius dari pengelola radio komunitas. Kelompok perempuan dapat menjadi salah satu kekuatan radio komunitas apabila mereka memperoleh program dan waktu siaran yang sesuai. Sebaliknya, kesalahan dalam menentukan materi dan waktu siaran menyebabkan rendahnya peran serta perempuan di radio komunitas.

Demikian kesimpulan kegiatan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) Pengarusutamaan Jender pada Radio Komunitas yang diselenggarakan oleh Combine Resource Institution (CRI) bersama Radio Komunitas Semerlang FM di Desa Cingangsi, Kecamatan Gandrungmangu dan Radio Komunitas Koperasi Pasar (Kopas), Pasar Induk Majenang, Cilacap, pada 1-2 Mei 2010. DKT membahas hasil survei pendengar perempuan yang telah dilakukan seminggu sebelumnya.

Peserta DKT tengah mengisi lembar keterlibatan

Perempuan Penyiar di Radio Komunitas Kopas, Majenang
Kegiatan DKT dimulai dengan laporan hasil survei pendengar yang dilakukan oleh Akhmad Fadli, peneliti lapangan Program Pengarusutamaan Jender CRI. Hasil survei pendengar menunjukkan radio masih menjadi alat mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan warga lainnya. Setelah radio, ada televisi, surat kabar, tabloid, dan internet. Sementara itu, seluruh responden menggunakan telepon genggam (handphone) sebagai sarana komunikasi utama.

Ada lima tema dibahas dalam DKT, yaitu apakah perempuan memiliki kuasa dalam menentukan jenis siaran yang mereka kehendaki, kegiatan perempuan sehari-hari, apa jenis peran yang diinginkan perempuan dalam radio komunitas, program siaran yang memihak pada perempuan, dan apa jenis kegiatan yang mendukung keterlibatan perempuan di radio komunitas.

Seluruh peserta mengaku pemilihan jenis siaran dan frekuensinya ditentukan sendiri. Faktor yang memengaruhi kondisi ini adalah teknologi radio penerima terbilang murah atau bisa diakses melalui telepon genggam sehingga kepemilikannya bersifat  perorangan.

Pembahasan kegiatan perempuan berfungsi untuk menentukan waktu dan jenis siaran apa yang tepat bagi mereka. Melalui pemetaan kegiatan dan waktu, pengelolaan mengetahui kesalahan dalam membuat program siaran, misalnya di Radio Kopas program lagu kenangan disiarkan pukul 12.00-13.00, sementara pendengar menyarankan program itu disiarkan pukul 21.00-22.00. Pada waktu itu, perempuan sudah menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan bersantai jelang tidur.

Kegiatan yang difasilitasi oleh Ade Tanesia Panjaitan dan Yossy Suparyo ini mendapatkan perhatian besar dari peserta dan pengelola radio. Peserta aktif memberikan pendapat dan terlibat dalam diskusi. Sebagian besar perempuan ingin menjadi penyiar, terlibat dalam kepanitian, aktif memberikan usulan, pendengar, dan menjadi narasumber. Setiap perempuan memiliki keahlian khusus, seperti memasak, kecantikan, mendidik anak, dan berdagang.

Yossy Suparyo, Staf Manajemen Pengetahuan di Combine Resource Institution

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *