BERITA

Jurnalisme Warga Kunci Demokratisasi Informasi

Dibaca 1 Menit
BERITA

Jurnalisme Warga Kunci Demokratisasi Informasi

Dibaca 1 Menit

Perkembangan jurnalisme warga yang pesat akan mendorong terciptanya demokratisasi informasi. Warga tidak sekadar objek pemberitaan media massa, tapi mampu memberitakan peristiwa di lingkungannya. Akibatnya, ruang publik tidak dimonopoli oleh pendapat orang-orang besar, pendapat warga biasapun bisa muncul.

Demikian pendapat Yossy Suparyo, Staf Manajemen Pengetahuan Combine Resource Institution (CRI) dan Redaktur Suarakomunitas, sebuah portal yang mengembangkan jurnalisme warga, dalam perkuliahan di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta (5/5/2009). Menurutnya, jurnalisme warga mampu menutupi kekurangan materi berita media massa umum yang lebih mengutamakan besaran peristiwa.

Munculnya jurnalisme warga dipicu oleh isi pemberitaan media massa umum yang tidak memberikan ruang yang cukup pada pemberitaan aktivitas warga. Sebaliknya, media massa umum dipenuhi oleh peliputan peristiwa-peritiwa besar yang narasumbernya dimonopoli oleh para elit masyarakat. Berita warga disajikan lewat berita peristiwa kriminal, kecelakaan, dan kekerasan.

“Warga biasa dijadikan sumber berita pada berita kecelakaan, perampokan, dan kriminal. Tapi untuk pemberitaan pembangunan dan permasalahan publik mereka terlupakan,” ujar Yossy.

Media massa yang memanfaatkan kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan warga memiliki keunggulan pada hal kecepatan. Pada banyak peristiwa bencana, para pegiat video amatir mampu merekam kejadian lebih cepat dibanding reporter media umum. Hasil peliputan jurnalis warga juga mengutamakan kedekatan materi pemberitaan dengan pembacanya. Maka, warga tidak saja menjadi objek dan konsumen pemberitaan, namun warga mampu menjadi subjek yang memberitakan peristiwa yang terjadi.

“Melalui jurnalisme warga petani biasa bisa menjadi narasumber untuk berita pertanian. Petani bisa mengemukakan pendapatnya untuk mengimbangi pendapat dinas pertanian yang acapkali menjadi narasumber media-media umum. Pembaca mendapatkan informasi yang lengkap, tidak sepotong-sepotong,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *