BERITA

Jambore Jateng Menyatu dengan Warga

Dibaca 1 Menit

Bukan tanpa alasan Lintas Merapi FM dipilih sebagai tuan rumah Jambore Jaringan Radio Komunitas (JRK) Jawa tengah 2012, kata Sinam M Sutarno. Ketua Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) tersebut mengatakan, kini radio komunitas sudah saatnya perlu melihat bagaimana peran mereka selama ini dalam masyarakat. Dan radio komunitas yang memancar di frekuensi 106,04 FM tersebut, ialah salah satu contoh radio komunitas yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Sudah sekian lama kita belajar dari ahli, pakar, buku dan sebagainya tentang radio komunitas. Kini setelah 10 tahun diakui oleh undang-undang, saatnya kita saling belajar dengan radio-radio yang sudah berjalan, seperti Lintas Merapi ini,” katanya di Jambore JRK Jateng, pagi tadi, Sabtu (28/4).

Peran Lintas Merapi FM, misalnya, dicontohkan Sinam dalam upaya proses penanggulangan erupsi Merapi 2010 lalu. Dukungan Lintas Merapi terhadap saat erupsi sangat cepat. Di saat Pak Camat sampai Pak Koramil lari tatkala terjadi erupsi, crew Lintas Merapi bersama warganya saling bekerja keras menanggulanginya. Bukti kebermanfaatan radio komunitas itu tentu saja membantah anggapan banyak pihak sebelumnya tentang radio komunitas.

“Banyak pihak menganggap radio komunitas hanya akan menjadi pemecah belah persatuan. Tolok ukur yang dipakai yaitu kasus kerusuhan Aceh, Palu, dan Ambon dulu. Nanti mengancam disintegrasi bangsa lah, pemecah belah lah. Menakutkan sekali itu. Tapi itu semua kita bantah dengan kerja-kerja di lapangan,” tutur Sinam.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pejabat Sementara Ketua JRK Jateng Sanuri. Ketika sampai sekarang banyak radio komunitas yang masih semata berkutat pada sajian-sajian hiburan untuk warganya, porsi hiburan di Lintas Merapi justru lebih kalah banyak dibanding sajian pemantauan Gunung Merapi dan kerja-kerja sosial lainnya.

“Saya harap teman-teman bisa membawa pulang pengalamannya selama di sini dan diterapkan di komunitas masing-masing,” ujar Sanuri.

Agar peserta jambore bisa belajar banyak dari pengalaman Lintas Merapi, panitia pelaksana jambore yang diketuai oleh Sukiman Mochtar Pratomo sengaja membuat konsep acara menyatu dengan masyarakat. Penginapan peserta tersebar di rumah-rumah penduduk di sekitara studio Lintas Merapi di Deles. Dengan menyatukan antara peserta dan warga, diharap para peserta bisa menggali kisah-kisah warga tentang apa saja yang telah diperbuat Lintas Merapi buat mereka.

Semua konsumsi yang disuguhkan juga murni buatan warga. Tidak ada makanan pabrikan. Camilannya pun dari tetumbuhan sekitar.

“Kalau ada yang belum pernah merasakan jadah jagung, nanti ada. Sederhana sekali. Nek kapok, yo kapok o (kalau kapok, ya rasakan),” kelakar Sukiman yang juga merupakan koordinator Lintas Merapi FM ini. (kha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *