BERITA

Sarasehan Unik Temani Warga Barepan Petakan Potensi Wisata

Dibaca 3 Menit

Sarasehan unik berkonsep gala dinner digelar di sepetak kebun warga di dusun Barepan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, (22/9) malam. Sarasehan yang merupakan kolaborasi warga Barepan dengan MGM FM Borobudur, CRI dan Radio FMYY Jepang tersebut bertujuan untuk memetakan potensi wisata yang ada di Dusun Barepan.

Dibuka dengan penampilan meriah tarian Dayak oleh 9 pemuda setempat, sarasehan tersebut dihadiri seluruh elemen warga Dusun Barepan, mulai dari anak-anak, ibu-ibu dari komunitas perajin batik “Dewi Wanu”, perangkat dusun, pemuda-pemudi, hingga pemilik home stay. Konsep gala dinner yang baru pertama kalinya digelar tersebut merupakan inisiasi dari warga dan pemuda-pemudi Dusun Barepan yang tergabung dalam komunitas Amoeba (Anak Moeda Barepan). Konsep tersebut dipilih sebagai bagian dari upaya untuk menggali potensi wisata di dusun mereka. Tidak tanggung-tanggung, konsep yang dipersiapkan satu minggu sebelumnya itu sukses membuat sepetak kebun warga menjadi taman lampion nan manis dengan temaram cahaya lilin lampion, gelaran tikar, display batik, dan tentu saja kudapan dan makan malam sederhana ala desa.

“Ini pertama kalinya kami menggelar acara dengan konsep gala dinner seperti ini. Nantinya, acara seperti ini akan kami kembangkan lagi untuk wisata,” terang salah seorang warga, (22/9).

Sejatinya, Barepan memiliki potensi menjadi tujuan utama untuk wisata di kawasan Candi Borobudur. Selain kemudahan akses lokasi yang hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari Candi Borobudur, dusun ini juga memiliki potensi unggulan lain. Tengok saja potensi kerajinan bambu, batik, kuliner desa, dan banyak hal lainnya bisa dikembangkan lagi untuk menjadi aset wisata dusun. Home stay yang bertebaran di dusun ini juga menjadi pendukung konsep wisata desa. Hanya saja, selama ini potensi-potensi menjanjikan tersebut belum digarap dengan optimal. Alhasil, belum banyak wisatawan yang berkunjung ke Dusun Barepan. Jikapun ada, itu bukan sebagai tempat tujuan wisata yang utama.

“Bule (wisawatan mancanegara) sering datang. Tapi mereka sekedar lewat dan foto-foto saja, tidak ada sesuatu yang greget (menarik untuk dilihat),” papar Ayuk, salah seorang pemudi dari Komunitas Amoeba dengan semangat dan antusias.

Membaca kondisi demikian, CRI bersama Radio FMYY Jepang pun menginisiasi digelarnya sarasehan bertajuk “Pemetaan Potensi Wisata Desa Barepan.” Sebagai lembaga yang memiliki komitmen untuk mengembangkan potensi wisata lokal di kawasan candi Borobudur melalui pemanfaatan media komunitas, baik CRI maupun FMYY Jepang mendorong warga Dusun Barepan untuk terus menggali dan meningkatkan potensi yang mereka miliki. Sarasehan ini bertujuan untuk memetakan potensi-potensi unggulan dusun ini yang bisa dikembangkan lagi untuk menarik lebih banyak wisatawan. Harapannya, Dusun Barepan tidak lagi sekedar menjadi tempat singgah wisatawan untuk waktu singkat, namun menjadi tempat tujuan utama wisatawan menghabiskan waktu liburannya.

“Ada 2 tujuan tempat wisata, yakni menjadi ampiran atau sekedar tempat mampir saja dan menjadi jujugan atau tujuan utama karena ada sesuatu yang ingin dilihat oleh wisatawan. Tentu saja, kita berharap Dusun Barepan ini tidak lagi sekedar menjadi ampiran, namun akan menjadi jujugan wisatawan,” urai Andrew Dananjaya dari divisi Pasar Komunitas CRI, (22/9) yang menjadi salah satu fasilitator dalam sarasehan tersebut.

Warga memetakan potensi-potensi wisata yang ada di Dusun Barepan.

Warga mengakui, kendala terbesar dalam menarik kunjungan wisatawan ke Dusun Barepan adalah kemampuan bahasa asing warga yang masih minim. Sarasehan tersebut menjadi tonggak bagi mereka untuk memantapkan niat menguasai bahasa asing agar kelak bisa menjelaskan banyak hal tentang potensi dusun mereka kepada para wisatawan mancanegara.

“Kami sangat antusias untuk membuka dusun kami menjadi jujugan wisatawan. Kendala yang saat ini kami hadapi adalah keterbatasan kemampuan bahasa Inggris maupun bahasa asing lainnya. Padahal, kalau kami bisa menguasai bahasa asing, kami bisa menjelaskan banyak hal kepada tamu-tamu,” tutur Retno Ningtyas dari komunitas ibu-ibu perajin batik Dewi Wanu, (22/9).

Pada awal September lalu, sejumlah mahasiswa dari Osaka University melakukan kunjungan ke Dusun Barepan untuk belajar tentang komunitas wisata di sana. Kunjungan tersebut sekaligus menjadi debut dusun ini menjadi jujugan wisatawan mancanegara. Berbagai kegiatan digelar untuk menyambut para tamu tersebut, mulai dari pembuatan origami untuk anak-anak hingga cooking class (kelas memasak) dari ibu-ibu yang menyebut diri mereka “Lotek Rempong” (yang juga merupakan anggota dari komunitas Dewi Wanu). Aktivitas ala desa tersebut ternyata sangat disukai oleh para mahasiswa tamu itu.

“Yang dilakukan tidak mengubah yang ada di Barepan, namun menghadirkan kegiatan wisata yang ada di dusun ini. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan memberdayakan warga, baik ibu-ibu dengan cooking class-nya, outbond oleh karang taruna, membuat kerajinan, maupun aktivitas lainnya,” papar Hatta, selaku fasilitator dari komunitas MGM FM Borobudur.

Untuk semakin menguatkan gambaran potensi wisata Dusun Barepan, Andrew Dananjaya sengaja memutarkan video dokumenter kunjungan mahasiswa Osaka University di awal sesi sarasehan tersebut. Video berdurasi tak lebih dari 5 menit tersebut rupanya disambut gegap gempita oleh warga.

“Video ini bisa menjadi model promosi wisata Dusun Barepan dengan mengunggahnya melalui Youtube agar potensi wisata dusun ini bisa dikenal masyarakat dunia,” kata Andrew Dananjaya.

Sarasehan ini menghasilkan kesepakatan semua pihak untuk meningkatkan lagi potensi-potensi yang dimiliki Dusun Barepan. Selain penguasaan bahasa asing, mereka juga bersepakat untuk semakin intens berkoordinasi dalam mengelola wisata di dusun mereka. Koordinasi tersebut tentunya akan dilakukan antar warga dan komunitas serta paguyuban yang ada di dusun Barepan, termasuk para pemilik home stay yang berkomitmen meningkatan pelayanan untuk tamu-tamu yang menginap. Tidak berhenti sampai di situ, menjalin jaringan dengan komunitas dan pelaku wisata lain di luar dusun juga menjadi poin yang mereka sepakati. (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *