BERITA

Pelatihan Penanggulangan Bencana Di Desa Talun Klaten

Dibaca 2 Menit
BERITA

Pelatihan Penanggulangan Bencana Di Desa Talun Klaten

Dibaca 2 Menit

Ibu-ibu desa Talun Klaten Jawa Tengah mengikuti pelatihan penanggulangan bencana . Pelatihan tersebut diadakan di rumah salah seorang peserta dari Desa Talun Kecamatan Kemalang Klaten Jawa Tengah, (18 Juni 2013) .Selain belajar tentang pemahaman istilah bencana dan ancaman, mereka juga mengidentifikasi ancaman yang sewaktu-waktu mengancam desa mereka yang berada di pinggir kali Woro lereng gunung merapi. Pelatihan tersebut difasilitasi oleh Combine Resource Indonesia (CRI) bekerja sama dengan radio FM YY dari Kobe Jepang.

Materi dibuka dengan mengenalkan istilah bencana, ancaman, dan resiko oleh Totok Hartanto, Mart, dan Tri Budiono tim fasilitator dari CRI dengan menggunakan metode tanya jawab. Kemudian fasilitator mengkelompokkan ibu-ibu tersebut menjadi empat kelompok untuk mendiskusikan serta mengidentifikasikan ancaman, kerentanan dan resiko yang kerap terjadi di desa Talun. Dari hasil diskusi tersebut, ke empat kelompok ini memetakan ancaman yang sewaktu-waktu mengancam desa mereka, yaitu erupsi gunung Merapi, banjir lahar dingin, Angin ribut dan kekeringan. Mereka juga memetakan kerentanan dan resiko dari ancaman tersebut.

Dilanjutkan dengan metode percobaan sederhana terjadinya mekanisme erupsi implusive gunung berapi dan aliran reruntuhan merapi. Percobaan dilakukan di luar ruangan dengan alat dan bahan yang mudah didapat. Seperti pasir, gelas plastik air mineral, Soda kue untuk pengembang, air sabun, pewarna makanan untuk mencirikan warna lahar. Dan air cuka. Bahan-bahan itu kemudian satu persatu dimasukkan kedalam gelas plastik yang diletakkan diatas pasir menyerupai gunung Merapi. Apa yang terjadi? Bahan-bahan tersebut bereaksi diatas gelas mengeluarkan gelembung-gelembung dan kemudian airnya mengalir kebawah. “Peristiwa inilah yang disebut erupsi implusive atau letusan gunung merapi. Percobaan ini juga bisa dilakukan sendiri, untuk anak-anak di rumah,” ujar Tri.

Percobaan dilanjutkan dengan aliran rerentuhan material gunung Merapi. Alat percobaan pun juga sederhan dan mudah didapat seperti roti tawar, coklat bubuk, susu cair, alat penyemprot, dan nampan.

Selama mengikuti pelatihan Ibu-ibu desa Talun sangat senang dan antusias. Apalagi ketika mereka mengikuti gerakan permainan dengan menggunakan metode permainan bebek bencana yang diperagakan oleh Marrie Kondo dari Radio FM YY. Bebek bencana adalah sebuah metode permainan dengan menggunakan gambar yang lucu untuk menghindari ancaman yang terjadi. “Dengan adanya pelatihan ini kita jadi tau apa yang seharusnya dilakukan. Karena kalau orang-orang tua disini selalu pasrah ketika terjadi ancaman bencana ,” ujar Damiyatun, salah seorang peserta dari kampung Nagrok, desa Talun. Merekapun sepakat akan mensosialisasikan metode yang mereka dapatkan itu di rumah masing-masing. Dan membuat gambar bebek bencana sesuai dengan kategori ancaman yang kerap terjadi di desanya. Pelatihan ini merupakan program managemen bencana berbasis masyarakat di beberapa desa sekitar gunung Merapi Jawa Tengah kerjasama Radio FM YY dan CRI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *