BERITA

Ketua KPI Buka Jambore Jaringan Radio Komunitas Jawa Tengah

Dibaca 1 Menit

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Mochamad Riyanto menyempatkan diri untuk membuka secara resmi Jambore Jaringan Radio Komunitas (JRK) Jawa Tengah, Deles, Kemalang, Klaten, Sabtu (28/4) yang akan berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu, 28-29 April 2012. Ia mengaku sangat mendukung kegiatan semacam ini ,terutama untuk keberlangsugan radio komunitas di Indonesia. Tercatat ada 26 radio komunitas—jumlah tersebut masih bisa bertambah karena ada beberapa radio komunitas masih dalam perjalanan—hadir memenuhi undangan panitia.

Dalam sambutannya, Riyanto juga sedikit menyampaikan pandangannya terkait revisi Undang-Undang Penyiaran No 32 Tahun 2002 yang kini sedang berlangsung. Kepada para perevisi undang-undang ia sering mengulangi pandangannya jika tidak ada alasan untuk membunuh radio komunitas dengan regulasi.

“Beberapa kali saya sudah minta kepada kementerian (Kominfo) untuk membuat kebijakan yang berisi penambahan frekuensi dan layanan terhadap radio komunitas dalam revisi undang-undang mendatang,” kata Riyanto.
Riyanto juga berpesan kepada para pegiat radio komunitas, tidak hanya di Jawa Tengah, di manapun berada, agar tetap bersemangat. Pantang surut dan mundur untuk berjuang bersama-sama bersama rakyat. Ia berjanji akan membantu dan menyokong segenap perjuangan radio komunitas untuk tetap bertahan.

“Yang penting implementasi dan pengabdiannya kepada masyarakat,” katanya tegas.

Riyanto mengaku, semangatnya untuk terus memperjuangkan keberadaan radio komunias bertambah kuat manakala mendapati kenyataan betapa signifikannya peran radio komunitas, terutama di beberapa wilayah perbatasan dan kepulauan terdepan di Indonesia.

“Di NTT, misalnya, betapa radio komunitas di sana sangat berperan memasok kebutuhan akan informasi kepada warga komunitasnya,” cerita Riyanto.

Perempuan Mulai Mengambil Peran

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Kebijakan Jaringan Radio Komunitas Jawa Tengah Budhi Hermanto mengaku bangga sekali mendapati banyaknya perempuan pegiat radio komunitas terlibat pada jambore kali ini. Terhitung ada puluhan perempuan yang hadir pada jambore tahun ini.

“Dulu, di setiap ada kegiatan radio komunitas, ketemunya lanang kabeh (laki-laki semua),” kata Budhi mengejek, yang disambut tawa spontan dari para peserta jambore.

Budhi mengakui jika dalam perjalanan radio komunitas sekarang, kritik yang paling banyak adalah bagaimana radio komunitas mampu memberi ruang buat perempuan. Karena sudah saatnya perempuan tidak hanya pasif mendengar informasi, tapi bagaimana sekarang perempuan mencari dan menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhannya. Langkah tersebut sangat perlu untuk memulai pengarus-utamaan jender secara lembaga dan program yang hendak digejolakkan oleh radio komunitas di seluruh Indonesia.

“Saya kira hari ini JRK Jateng membuktikan bahwa perempuan sangat berperan signifikan dalam radio komunitas,” katanya bangga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *